Selamat membaca dan berjelajah di blog saya...

Kamis, 10 November 2016

Bagaimana takdir?



Apa sebenarnya takdir itu? 

Terkadang aku suka bingung tentang takdir dalam hidupku. Aku selalu mengira bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku adalah takdir. Terkadang  takdir membuatku pasrah dengan keadaan. “Ah sudahlah itu sudah takdir” . Sehingga aku suka menenangkan diriku sendiri dengan bersandarkan pada takdir ketika aku mengalami suatu kegagalan. Namun semua pandanganku tentang takdir berubah ketika aku mempelajari tentang takdir secara mendalam.


Pada mata kuliah tauhid aku mendapat bagian untuk membuat makalah tentang konsep takdir dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Oleh karena itu aku mulai membaca banyak buku tentang takdir. Dari situlah aku mulai mengerti apa itu takdir sebenarnya. Bersumber dari buku tauhid yang di terbitkan oleh Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga inilah pengertian takdir: Takdir adalah hukum Allah. Hukum yang ditetapkan berdasarkan pada kekuatan, daya, potensi, ukuran, dan batasan yang ada pada sesuatu yang ditetapkan hukumnya.

Untuk penjabarannya, aku ambilkan dari makalah yang telah aku buat sebelumnya, yaitu makalah yang sudah aku presentasikan di kelas PGMI A pada hari Senin kemarin yaitu tanggal 7 November 2016: Takdir Allah memiliki arti yang sama dengan qadla yaitu “hukum” yang bersifat rinci. Ini berarti bahwa takdir Allah bersifat rinci dan detail (tafshiliy) bukan global (ijmaliy), juga tidak bertingkat-tingkat seperti azali, tsanawi atau hauli, ‘umri, yaumi, dan ilmi, kitabi atau kitabah, musyiah dan khalqi, akan tetapi terus berlangsung dan berlanjut setiap saat di setiap tempat atau azali (لم يزل  ). 

Semua takdir Allah diketahui, ditulis, dikehendaki, dan dicipta oleh Allah dalam bentuk “Program Besar Allah”. Semua hal di alam semesta ini berjalan sesuai dengan hukum-hukum Allah. Hubungan antara takdir dengan sumber daya manusia yaitu takdir manusia baik umur, ajal, rezeki, susah, bahagia, dan perbuatannya sangat dipengaruhi, ditentukan, dan dibangun oleh begitu banyak hukum atau takdir yang ada di alam semesta, yang setiap sesuatunya mempengaruhi takdir manusia. Setiap keadaan manusia adalah takdir yang dibentuk oleh takdir-takdir yang lain. Sehingga manusia harus terus menggali potensi yang di miliki dengan bekal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.


Allah telah menentukkan takdir manusia namun kita tidak boleh pasrah, kita harus terus berusaha melakukan yang terbaik dan memperbanyak doa, dan untuk hasilnya kita serahkan kepada Allah. Agar kita memiliki keimanan yang benar terhadap takdir Allah Swt, kita hendaknya perlu meyakini adanya qadla dan qadar terhadap diri kita dan makhluk-Nya, bertawakal dalam menjalani hidup di dunia ini dengan berikhtiar dan berdoa, bersabar saat tertimpa musibah dan bersyukur apabila diberi kenikmatan, serta berbaik sangka terhadap semua peristiwa yang terjadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar